2 Langkah Cara Berpikir Positif dalam Islam

Bagaimana cara berpikir positif dalam Islam?
Kita sepakat, bahwa dengan berpikir positif akan membawa kebaikan dan keberhasilan. Banyak motivator barat atau motivator lokal yang berkiblat dari barat membahas tentang berpikir positif.
Apakah tidak melanggar ajaran Islam?
Saya tidak akan membahas apa yang dibahas mereka, namun mari kita fokus bagaimana pemahaman kita tentang berpikir positif.
Kuncinya adalah konten dan konteks harus sesuai dengan cara-cara ajaran agama Islam. OK kita bahas nanti apa yang dimaksud konten dan konteks.

Konten dan Konteks Cara Berpikir Positif dalam Islam

Konten adalah isi. Saat kita mengatakan positif atau negatif, itu adalah sebuah penilaian terhadap sesuatu. Contoh memberi adalah positif sementara mencuri adalah negatif. Pertanyaanya, bagaimana kita memutuskan positif atau negatif?
Katanya, kita punya nilai-nilai universal yang bisa menentukan positif dan negatif. Pertanyaannya, sejauh mana nilai-nilai itu valid? Siapa yang merumuskannnya? Nggak jelas.
Kemudian bagaimana cara menanamkan nilai-nilai positif itu ke dalam pikiran dan tindakan kita? Ini adalah bagian konteks. Yaitu berkaitan dengan caranya.

Cara Berpikir Positif dalam Islam Dari Segi Konten

Cara Berpikir Positif dalam Islam dari segi konten sebenarnya sudah jelas. Kita sudah punya rumusan nilai-nilai kebenaran, nilai-nilai positif dan negatif. Dan yang merusmuskan itu adalah al Quran dan hadist.
Jadi cara berpikir positif dalam Islam adalah kita menentukan hal positif itu berdasarkan Al Quran dan hadist. landasan kita berpikir adalah sumber ajaran Islam, bukan yang lain. Kebenarannya sudah jelas dan bisa diterima, tanpa keraguan sedikit pun.

Bagaimana cara menghadapi segala hal, kita harus menggunakan landasan ajaran Islam. Apakah positif menurut agama Islam? Jika ya, maka itu berpikir positif dalam Islam. Jadi perbedaanya adalah ada di sumber nilai-nilai itu sendiri.
Konsep berpikir positif dalam Islam, mengharuskan kita merujuk ke sumber nilai agama Islam. Sementara konsep berpikir positif lainnya entah dari mana.
Mungkin saja, nilai-nilai positif yang dibawah hasil pemikiran manusia itu tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Namun untuk memastikannya kita harus merujuk ke al Quran dan Hadist Nabi.
Ada juga pemikiran positif yang sebenarnya bisa kita terima secara ajaran Islam, namun perlu pelurusan agar sesuai dengan ajaran Islam. Salah satu pemikiran positif yang paling sering kita gunakan adalah:
Jika orang lain bisa, saya juga bisa.
Secara sekilas, ini adalah pemikiran yang bisa kita terima. Tetapi kurang tepat menurut ajaran agama Islam. Seharusnya:
  • Jika orang lain bisa, in syaa Allah saya bisa.
Yang perlu diperhatikan adalah bukan penambahan kata-kata islami, tetapi pemahamannya yang jauh lebih penting. Bahwa kita mengimani selalu ada peran Allah dalam setiap langkah kita. Jadi yang namanya islami bukan sekedar menambahkan kata-kata atau aksesoris islami, tetapi harus sesuai secara syariah dan makna.

Bagaimana Agar Kita Berpikir Positif?

Dalam dunia pengembangan diri, ada banyak metode yang bisa kita lakukan agar kita bisa berpikir positif. Memahami apa saja pemikiran islami belum cukup. Itu baru langkah awal. Perlu metode yang dilakukan agar pemikiran positif itu meresap ke dalam pikiran bawah sadar, sehingga secara otomatis menjadi landasan tindakan kita.
Metodenya banyak. Untuk itu kita perlu memastikan metodenya tidak melanggar ajaran Islam.
In syaa Allah dalam ebook saya Beautiful Mind Power, saya memilih berbagai metode yang tidak melanggar ajaran agama Islam.
Sebagai contoh saya tidak menggunakan audio binaural. Sebuah audio yang bisa membentuk pikiran positif. Metodenya sederhana, kita mendengarkan sugesti-sugesti tersembunyi yang tersamarkan oleh suara tertentu.
Sebenarnya metode ini, jika secara konten sudah dipastikan aman, boleh saja dilakukan. Namun jika kita menggunakan audio yang dibuat oleh orang lain, apalagi non Muslim, saya tidak menyarankannya. Ada ketidak jelasan dan keraguan (syubhat).

Click to comment