Adab Membaca Al Qur’an

Bismillah, Walhamdulillah Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa’ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba’du…
Adab atau sopan santun dalam membaca Al-Qur’an sbb :

  1. Membersihkan mulut dengan bersiwak sebelum membaca Al Qur’an.
  2. Membaca Al Qur’an di tempat yang bersih seperti masjid, dsb.
  3. Menghadap kiblat.
  4. Membaca ta’awudz (A’udzu billahi minas-syaithonirrajiim) ketika mulai membaca Al Qur’an.
Firman Allah Ta’ala: “Apabila engkau membaca Al Qur’an maka mohonlah perlindungan Allah dari godaan setan yang terkutuk”
  1. Membaca basmalah (Bismillahirrahmaanirrahiim) di permulaan tiap surat kecuali surat At Taubah.
  2. Khusyu’ dan teliti pada setiap ayat yang dibaca.
Firman Allah Ta’ala: “Apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci” ( Surat Muhammad: ayat 24 )
Firman Allah Ta’ala: “Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan supaya mereka memerhatikan ayat-ayatnya ….” ( Surat Shaad: ayat 29 )
  1. Memperindah, melagukan dan memerdukan suara dalam membaca Al Qur’an.
Firman Allah Ta’ala: “…..dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan” ( Surat Al Muzzammil: ayat 4 )
Dari Abu Hurairah ra. berkata; Rasulullah saw. bersabda,”Bukan dari golongan kita orang-orang yang tidak memperindah suaranya ketika membaca Al Qur’an.” ( Riwayat Bukhari ).Dari Abu Hurairah ra. juga, bahawa beliau berkata; Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak mengizinkan sesuatu seperti yang Dia izinkan kepada seorang nabi yang bagus suaranya, di mana beliau melagukan Al Qur’an dengan keras.” ( Riwayat Bukhari & Muslim )
  1. Pelan dan tidak tergesa-gesa dalam membaca Al Qur’an.
Dari Abi Wail dari Abdullah berkata: Pada waktu pagi kami pergi kepada Abdullah, dia berkata; Seseorang telah berkata: “Aku telah membaca satu mufasshal (seperempat Al Qur’an) tadi malam”, Abdullah berkata: “Secepat itukah seperti orang membaca syair?, sesungguhnya aku mendengar bacaan dan aku menghafal beberapa pasang ayat yang dibaca Rasulullah saw. yaitu sebanyak delapan belas dari mufasshal dan ada dua dari Alif Laam Haa Miim.” ( Riwayat Bukhari )
  1. Memperhatikan bacaan (yang panjang dipanjangkan dan yang pendek dipendekkan).
Dari Qatadah ra. berkata; Aku bertanya kepada Anas bin Malik ra. tentang bacaan Rasulullah saw. Anas menjawab: Beliau memanjangkan yang panjang (Mad).” Pada riwayat lain: Anas membaca ‘Bismillaahirrahmaanirrahiim’ dia memanjangkan ‘Bismillaah’, dan memanjangkan ‘ar-rahmaan’ dan memanjangkan ‘ar-rahiim’ Dari Ummu Salamah ra. bahwa dia menggambarkan bacaan Rasulullah saw. seperti membaca sambil menafsirkan; satu huruf, satu huruf. (Riwayat Abu Daud, Tirmizi, Nasai’e. Tirmizi berkata: hadits ini hasan  sahih)
  1. Berhenti untuk berdoa ketika membaca ayat rahmat dan ayat azab.
Dari Huzaifah ra. ia berkata; Pada suatu malam aku shalat bersama Nabi Muhammad saw., beliau membaca surat Al Baqarah kemudian An Nisaa’ kemudian Ali ‘Imran. Beliau membaca perlahan-lahan, apabila sampai pada ayat tasbih beliau bertasbih, dan apabila sampai pada ayat permohonan beliau memohon, dan apabila sampai pada ayat ta’awudz (mohon perlindungan) beliau mohon perlindungan. ( Riwayat Muslim )
  1. Menangis, sedih dan terharu ketika membaca Al Qur’an.
Allah berfirman: “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan  kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad saw.)” ( surah Al Maidah – ayat 83 )
Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah, “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur sambil bersujud”,
dan mereka berkata: “Maha suci Tuhan kami;sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”
Dan mereka menyungkur sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk
( Surat Al Israa’: ayat 107 – 109 )
  1. Sujud tilawah, bila bertemu ayat sajdah.
Disahkan dari Umar ra. bahawa ia membaca surat An Nahl di atas mimbar pada hari Jum’at sampai ketika membaca ayat sujud beliau turun dan sujud, begitu juga orang-orang yang lain ikut sujud bersama beliau. Dan ketika datang Jum’at berikutnya ia membaca surat tersebut dan ketika sampai pada ayat sujud ia berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kita melalui ayat sujud barangsiapa yang sujud, maka ia telah mendapat pahala, dan barangsiapa yang tidak sujud, maka tiada dosa baginya.” dan Umar ra. tidak sujud. ( Riwayat Bukhari )
  1. Suara tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan.
Allah berfirman: “….dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam  shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara keduanya” ( surah Al Isra’ – ayat 110 )
Dari ‘Uqbah bin Amir ra. berakata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al Qur’an dengan suara keras seperti orang yang bersedekah secara terang-terangan dan orang yang membaca Al Qur’an secara perlahan seperti orang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi. ( Riawayat Abu Daud dan Tirmizi dan An Nasa’i ) ( Tirmizi berkata: Hadis ini hasan )
  1. Menghindari tawa, canda dan bicara saat membaca.
Allah berfirman: “Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” ( Surah Al A’raaf – ayat 204 )
  1. Apabila Al Qur’an sudah dibacakan dengan bacaan (qiraat) tertentu, maka etisnya supaya megikuti bacaan tersebut selama masih dalam satu majlis.
  2. Memperbanyak membaca Al Qur’an dan mengkhatamkannya (menamatkannya)
Dari Abdullah bin ‘Amr berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah  Al Qur’an dalam waktu satu bulan”, Aku menjawab, “Saya mampu,” Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah ia dalam waktu sepuluh hari”, Aku menjawab, “Saya mampu.” Rasulullah saw. bersabda lagi, “Bacalah ia dalam waktu tujuh hari dan jangan lebih dari itu.” ( Riwayat Bukhari dan Muslim )

Click to comment
Membawa Gadget atau HP Berisikan Al-Qur'an ke Dalam Toilet? Apa Benar Boleh? Sering tak sadar, apakah boleh membawa ponsel atau smartphone ke dalam kamar mandi? terlebih lagi banyak yang gemar BAB sambil pegang HP.Pastinya setiap hari kita sering sekali bolak-balik kamar mandi. Entah itu mandi, buang air besar atau kecil, mencuci tangan sampai aktivitas mencuci pakaian.Selain harus mengetahui adab ketika hendak pergi ke kamar mandi, seperti misalnya saja membaca doa sebelum pergi ke kamar mandi yang berbunyi,“Allahumma Innii a’uudzubika minal khubutsi wal khabaaits”,artinya:“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari godaan syetan laki-laki dan syetan perempuan”. (HR. Bukhari dan Muslim)Lalu, mendauhulukan kaki kiri ketika memasukinya, sampai jangan berbicara ketika di dalamnya.Lantas muncul sebuah pertanyaan, bolehkah membawa gadget atau ponsel ke kamar mandi, apalagi yang berisikan Al-Qur'an?Sudah jelas di era modern ini, hampir bisa dibilang kalau semua dapat dilakukan di genggaman tangan saja. Ya, dengan smartphone yang mendukung beribu fitur. Bahkan ibadah membaca al-Quran pun tak harus membuka-tutup lagi lembaran mushaf.Cukup di HP.Yang kerap menjadi masalah, bagaimana kalau kita hendak ke WC atau kamar mandi (tempat kotor) sambil membawa HP atau smartphone yang berisi Al-Qur’an?Mengenai ini, Syekh Muhammad Sholeh Al-Munajjid menjawabnya seperti dilansir dari laman Islamqa.Tidak diharamkan membawa masuk hp semacam ini ke kamar mandi karena ia tidak sama dengan hukum mushaf. Meskipun di dalamnya telah didownload program Al-Qur’an. Karena ia adalah suara tersembunyi bukan tulisan yang tampak.Selain itu, ada pula ulama yang menganalogikan HP berisi Al-Qur’an ini dengan penghafal Alquran. Seorang penghafal Al-Qur’an, di dalam memorinya tersimpan firman-firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.Meskipun demikian, tidak ada larangan baginya untuk masuk toilet atau kamar mandi. Selama dia tidak membaca Al-Qur’an di tempat-tempat yang kurang terhormat ini.Sekarang sudah tahu ya, jika membawa ponsel yang berisi Al-Qur'an ke dalam kamar mandi itu tidak mengapa.Namun ada baiknya untuk tak membawa benda tersebut ke kamar mandi lagi karena bisa berbahaya seperti misalnya ponsel yang jatuh ke bak mandi, atau bisa saja terkena aliran listrik dari ponsel tersebut.Jangan sampai ya.Mari membiasakan diri kita dan anak-anak dengan adab-adab yang baik ketika pergi ke kamar mandi dan tentu saja sesuai dengan sunah Rasulullah SAw. Agar semua aktivitas kita bernilai ibadah di hadapan Allah swt. Aamiin… Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam Dengan Para Tetangga Beranda