Bahaya Menghirup Uap Bensin


Menghirup uap bensin dapat berujung pada kematian Beberapa orang memiliki kebiasaan yang tak lazim, suka menghirup bau bensin dalam-dalam saat mengisi bahan bakar di SPBU. Beberapa orang lainnya terang-terangan mencandu bau uap bensin karena membangkitkan efek relaksasi.

Menghirup bau bensin, biasa dijadikan substitusi yang mudah dan murah oleh para pecandu obat-obatan terlarang. Dibandingkan dengan membeli narkoba, membeli bensin lebih mudah dan tak mengundang kecurigaan. Padahal menghirup uap bensin bisa merenggut nyawa secara tiba-tiba.

Efek buruk uap bensin umumnya dialami oleh petugas SPBU. Seperti dikisahkan Ahmad Riyadi (26), seorang operator di salah satu SPBU Pondok Kelapa, Jakarta Timur yang telah bekerja selama tujuh tahun. 

Ahmad menuturkan minimnya panduan dari SOP serta perlengkapan tambahan saat melakukan kegiatan operasional. Terlebih, ketika membersihkan bagian-bagian mesin pengisi bahan bakar setiap sebulan sekali.

"Di SPBU saya, oleh memakai masker untuk menahan bau bensin, tapi itu pun kalau tidak sedang isi BBM. Tergantung SPBU-nya, sih," katanya kepada Tirto.

Menurutnya, larangan penggunaan masker dimaksudkan agar operator tetap bisa berinteraksi dengan pelanggan. Karena hal inilah, Ahmad mengeluh seringkali merasa pusing akibat mencium berbagai uap bahan bakar.

Hal yang sama dialami oleh para pekerja magang di SPBU tempatnya bekerja. Biasanya, efek yang lebih parah akan dialami mereka yang baru beradaptasi. Rekan kerjanya juga tak sedikit yang memilih mengundurkan diri karena mengalami gangguan pada paru-paru.

"Makanya banyak pekerja training yang satu satu-dua minggu kerja sudah sakit. Nggak kuat menghirup uapnya," ujar Ahmad.

Lebih lanjut ia menuturkan, untuk meminimalisir efek dari mencium uap bensin, pihak SPBU setiap seminggu sekali membagikan susu sachet putih untuk dikonsumsi para karyawannya.

Bau bensin yang dihirup setiap hari jelas berbahaya. Kasus kematian akibat mencium bensin menjadi masalah besar di masyarakat suku Aborigin, Australia. Mengendus bensin, merupakan suatu kebiasaan yang lazim bagi mereka. Tercatat dari tahun tahun 1980 hingga 1987 terdapat 121 orang suku Aborigin yang dinyatakan tewas karena prilaku buruk ini.

Antara 1981 hingga tahun 2003 jumlah korban tewas mencapai 100 orang. Pada tahun 2000 hingga 2006, sebanyak 60 suku Aborigin tewas di wilayah utara Australia karena menghirup bensin. Kebiasaan ini mulanya ditularkan oleh para tentara Amerika yang ditempatkan pada negara-negara yang memenangkan Perang Dunia II. 

Kebiasaan ini mulai masif dilakukan suku Aborigin pada tahun 1951. Pada tahun 1994, sebanyak 4 persen dari seluruh populasi suku Aborigin telah mencoba praktik mengendus bensin. Namun, hanya sekitar 0,3 persen yang aktif melakukannya. Pada tahun 2005 diketahui terdapat sekitar 700 orang pelakon endus bensin di Australia tengah. Umumnya, para pecandu bensin ini berumur mulai dari 10-19 tahun, dengan rata-rata pelaku aktif berada di kisaran umur 12-15 tahun. 

Efek Mengendus Bensin

Korban tewas akibat mengendus uap bensin dapat dijadikan takaran bahaya dari kegiatan ini. Mencium uap bensin dalam jangka pendek memberikan efek mulai dari perasaan euforia seperti saat mengonsumsi alkohol, hingga hilangnya kesadaran. Efek ini terjadi dalam beberapa menit dan hanya bertahan dalam waktu singkat, biasanya kurang dari satu jam.

Selain itu, efek jangka pendek lainnya dapat meliputi sensasi mati rasa, pusing, mual, bersin, batuk, sesak napas, gangguan pencernaan, nyeri dada, halusinasi, kelemahan otot, kehilangan koordinasi motorik, dan refleks yang melambat.

Aktivitas dalam jangka panjang bisa mengakibatkan kerusakan organ dalam, otak, dan sistem saraf. Sifat bensin sebagai pelarut akan terbawa ke otak saat aktivitas mengendus dan melarutkan jaringan lemak di otak. Kerusakan permanen bisa terjadi pada otak, hati, dan ginjal, korban bisa menjadi cacat atau meninggal dunia.

Komponen hidrokarbon pada bensinlah yang membuatnya bersifat racun. Hidrokarbon adalah sejenis zat organik yang terdiri dari hidrogen dan molekul karbon. Keracunan yang sama juga bisa terjadi ketika Anda menghirupnya secara tidak disengaja. Seperti menghirup asap knalpot dalam area tertutup.

Menghirup secara langsung dapat menyebabkan keracunan karbon monoksida. Sedang, paparan menghirup di tempat terbuka—misalnya pada asap polusi—dalam jangka panjang juga bisa merusak paru-paru.

Itulah, ada baiknya Anda tidak memanaskan kendaraan di dalam garasi, dan selalu menggunakan masker di tempat-tempat terbuka guna mengurangi paparan asap polusi ke dalam tubuh. 

Sumber: tirto.id

Click to comment