Kisah Haru Polisi Menilang Mantannya Yang Menyayat Hati

Ketika sedang berkendara di jalan raya, kita kadang suka meremehkan aturan lalu lintas. Misalnya dalam hal menerobos lampu merah, masih banyak pengendra yang nekat menerobos lampu merah karena dianggap hal sepele. Meskipun sepele, tapi hal itu justru bisa mendatangkan petaka.

Bagi yang suka mengabaikan aturan lalu lintas, mungkin ksah yang satu ini bisa jadi pelajar buat kita semua. Walaupun fiktif, tapi kisah ini bisa menyadarkan para pengguna kendaraan akan betapa pentingnya menaati aturan lalu lintas.



Dikisahkan ada seorang polantas atau polisi lalu lintas menilang sebuah mobil yang menerobos lampu merah. Dan ternyata sopir mobil tersebut adalah mantan kekasih polantas tadi ketika waktu masih SMA.

"Tolong tunjukkan SIM nya!," kata pak polantas kepada sopir mobil tersebut.

"Maaf pak, saya tahu saya salah, tapi maaf pak jangan ditilang, saya sedang buru-buru karena anak saya ulang tahun hari ini," kata pengemudi bernama Lusi itu kepada pak polantas dengan wajah kesal.

Ketika sedang berbicara, Lusi sadar kalau polantas yang menilangnya ternyata adalah mantan pacarnya ketika SMA dulu.

"Lho... bukankah kamu Adi? Kita pacaran dulu pas SMA, masih ingat?" tanya Lusi.

Tapi polantas bernama Adi itu hanya tersenyum saja dan tetap meminta Lusi untuk menyerahkan SIM nya. Dengan perasaan kecewa, Lusi memberikan SIM miliknya lalu menutup kaca pintu mobilnya rapat-rapat.

Sementara itu, Adi menulis sesuatu di kertas tilangnya. Beberapa saat kemudian Adi mengetuk kaca mobil Lusi untuk menyerahkan surat tilang tersebut.

Lusi pun membukakan sedikit pintu kaca mobilnya lalu mengambil surat tilang tersebut dengan tatapan wajah kesal terhadap Adi.

Tanpa sepatah kata pun, Lusi langsung melajukan kembali mobilnya dengan tergesa-gesa. Dia kemudian heran kenapa SIM nya dikembalilan ketika membuka kertas tersebut. Karena heran, Lusi kemudian menghentikan mobilnya sejenak untuk membaca isi kertas tersebut.

Kira-kira seperti ini isi suratnya:




"Hai Lusi.. Kau tau, dulu saya juga punya anak. Cuma satu-satunya, tapi meninggal karna ditabrak orang yang menerobos lampu merah. 

Pengemudinya hanya dihukum 3 tahun. Setelah bebas ia dapat berkumpul dan bisa memeluk anaknya lagi. Sementara saya, saya tidak lagi dapat melihat apalagi memeluk anak saya. Beribu kali saya mencoba untuk memaafkan si pengemudi itu tapi tidak bisa. 

Maafkan saya Lusi, hati-hati di jalan. Titip salam buat keluargamu.

Dan selamat ulang tahun buat anakmu!"

Adi ternyata tidak menilang Lusi dan malah memberikan kembali SIM miliknya. Mendengar cerita tersebut, Lusi pun terkejut dan merasa bersalah. Dia bergegas kembali ke pos tempat Adi tadi, tapi sayang dia sudah tidak ada lagi.

Lusi pun menyesali kesalahannya dan berharap temannya itu mau memaafkan kesalahannya. Sejak kejadian itu, Lusi jadi pengendara yang taat aturan lalu lintas.

Nah sobat, belajar dari kisah di atas, kita jangan suka menganggap segala sesuatu itu dengan sepele meskipun memang terlihat sepele. Hargai dan patuhi aturan yah sobat!

Click to comment